Di masyarakatnya itu, ada satu daerah yang terkenal menakutkan. Angker. Tidak banyak laki-laki yang mau melewati daerah tersebut di malam hari, kecuali karena terpaksa. Namun, Sayyid Quthb kecil justru sengaja melewati daerah tersebut. Apalagi, dengan melewati daerah itu, dia berhasil menyingkat perjalanan menjadi lebih cepat dengan waktu yang lebih singkat pula.
Sejatinya, dia mulai takut saat hendak mendekati kawasan tersebut. Tapi, dia memberanikan diri guna meruntuhkan ketakutannya itu. Beruntung, dia membawa korek api. Dia menyalakannya untuk dijadikan sebagai penerangan.
Malangnya, dengan menyalakan korek api, dia justru merasa seperti diikuti oleh sesosok bayangan dari belakang.
Ketika itu, ada sesosok laki-laki yang mendekati dan menolongnya dari rasa ketakutan. Uniknya, untuk menutupi rasa takutnya itu, dia justru berkata kepada laki-laki ini, “Saya tidak takut kok! Saya justru tidak percaya dengan kata-kata masyarakat tentang hantu itu. Saya berhenti di sini karena ingin mencari hantu yang mereka bicarakan itu.”
Demikianlah sekelumit kisah sifat pemberani yang sudah ada sejak kecil pada diri laki-laki yang abadi namanya dalam ingatan kaum Muslimin. Beliau telah pergi, tapi Fi Zhilal al-Qur’an yang beliau tulis benar-benar mencerahkan dan bermanfaat bagi kaum Muslimin.
Rahimahullahu Ta’ala, ya ustadz Sayyid Quthb.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]