Janji Qarun untuk lebih khusyuk beribadah dan membantu sesama setelah menjadi kaya, kandas. Dia mendurhakai Allah dan memilih untuk menyembah Sobek, dewa berkepala buaya, serta dewa-dewa lainnya.
Qarun tidak mengindahkan nasihat para mukmin yang memintanya untuk bersyukur kepada Allah atas segala nikmat harta kekayaan yang diberikan. Selain itu, memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat, kebaikan, dan kegiatan lainnya yang halal karena semua itu adalah harta Allah.
Tapi, dia menolak dan berkata dengan pongah, seperti dikutip dari surah al-Qashash ayat 78. Sesungguhnya, aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.
Tak hanya durhaka pada Allah, dia pun kemudian mengkhianati Nabi Musa. Alquran menyejajarkan peng khianatan Qarun ini dengan penolakan Firaun Ramses II atas ajaran tauhid yang dibawa Musa.
Seperti disebut dalam surah al-Mukmin ayat 23-24, “Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata kepada Fir’aun, Haman, dan Qarun, maka mereka berkata, “(Ia) ada lah seorang ahli sihir yang pendusta.”
Suatu hari, Nabi Musa diperintahkan oleh Allah untuk mengerjakan zakat. Nabi Musa lalu mengutus salah seorang pengikutnya untuk mengambil zakat dari Qarun. Begitu sampai, Qarun langsung marah dan tidak mau memberikan sedikit pun dari kekayaannya. Karena, menurut Qarun, kekayaannya itu adalah hasil kerja keras dan usaha sendiri, tidak ada kaitan dengan siapa pun, tidak ada kaitan dengan Allah atau dewa mana pun. (end/rol)