Di wajah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu terlihat dua garis hitam karena banyak menangis. Ia pernah membaca sebuah ayat, lalu ia tersungkur dan jatuh sakit beberapa hari. “Andaikan saja aku menjadi tanah seperti ini,” kata Umar sambil menangis.
Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu sering menangis saat melewati pemakaman. Bahkan beliau pernah gemetar lalu pingsan. Ketika sudah sadarkan diri, orang-orang bertanya, “Mengapa engkau sampai pingsan?”
Utsman menjawab, “Aku membayangkan betapa ngerinya alam barzakh. Kalau di akhirat banyak temannya, di alam barzakh orang-orang menghadapi siksa kubur sendirian.”
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu sering menangis hingga aliran air mata berbekas di kedua pipinya laksana tali sandal yang basah.
3. Kisah dan Contoh Khauf Para Ulama
Setiap kali hendak wudhu, wajah Ali Zainal Abidin pucat. Ketika seseorang bertanya, “Ada apa dengan dirimu?” Putra Husein bin Ali itu menjawab, “Tahukah kalian kepada siapa aku akan menghadap saat shalat?”
Setibanya di rumah usai mengurusi pemerintahan, Umar bin Abdul Aziz pasti menangis. Ia sering menangis di malam hari hingga air mata membasahi jenggotnya. Pernah sepanjang malam ia menangis hingga keluarganya pun ikut menangis.
Muhammad bin Waqi’ pernah menangis sepanjang malam karena takutnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Abdullah bin Mubarak pernah mengatakan kepada dirinya sendiri, “Kau berbicara seperti perkataan para ahli zuhud tetapi beramal seperti amalnya orang-orang munafik. Sementara engkau ingin masuk surga!”
Imam Syafi’i membagi malamnya menjadi tiga bagian. Sepertiga untuk menulis, sepertiga untuk shalat malam (sholat tahajud) dan sepertiga untuk tidur.
Al Karabisi mengatakan, “Aku bermalam bersama Asy-Syafi’i selama 80 malam. Ia shalat malam sekitar sepertiga malam. Tiap rakaatnya ia membaca puluhan hingga 100 ayat. Setiap kali membaca ayat rahmat, ia selalu memohon rahmat kepada Allah untuk dirinya dan kaum muslimin. Dan setiap kali membaca ayat adzab, ia selalu memohon perlindungan Allah untuk dirinya dan kaum muslimin. Khauf dan raja’ secara keseluruhan seakan disatukan untuknya.”
Demikian kisah-kisah keteladanan khauf dari sebagian Nabi, Sahabat dan Ulama. Semoga menginspirasi kita untuk memiliki khauf dan raja’ dalam jiwa. Pembahasan lengkap mulai dari pengertian, keutamaan, hingga cara menumbuhkan dan menguatkan bisa dibaca di artikel Khauf dan Raja. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Kisahikmah]