Dia menjawab, “Wahai Tuhan, biarlah dia memikulkan sebagian dari beban dosaku. Kemudian, Rasulullah menangis seraya bersabda, “Sesungguhnya, itu adalah hari yang sangat dahsyat, yaitu ketika manusia membutuhkan orang lain untuk memikulkan beban dosa-dosa mereka!”
Beliau pun melanjutkan: “Setelah orang yang dizalimi itu menginginkan agar si perampas memikul sebagian dosanya, Allah menyuruh dia untuk mengangkat kepalanya untuk melihat surga.”
Orang itu berkata, “Ya Tuhanku, aku lihat kota-kota terbuat dari perak dan istana-istana emas yang bertahtakan permata. Untuk Nabi yang manakah semua itu atau wali dan syuhada yang mana?
Allah Ta’ala menjawab: “Semua itu akan menjadi milik siapa saja yang bisa membayar harganya kepada-Ku. Orang itu bertanya, “Siapa yang bisa membayar itu?”
Allah Ta’ala menjawab: ‘Engkau pun bisa’.
Orang itu pun berkata: “Bagaimana, wahai Tuhanku? Saya tidak memiliki apa-apa. Apa yang bisa saya lakukan agar dapat membayar surga itu?
Allah Al-Muqsith berfirman: “Ampunanmu kepada saudaramu, dengan membatalkan tuntutanmu atas apa yang telah diambilnya darimu.”
Orang itu pun berkata, “Aku tidak lagi menuntut hakku”.Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang lalu berfirman, ‘Peganglah tangan saudaramu itu dan bawalah dia ke surga.’
Kemudian, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Takutlah kepada Allah dan takutlah untuk saling menyakiti satu sama lain dan damaikanlah di antara kalian semua, sebab Allah Yang Maha Tinggi mendamaikan kaum beriman pada hari Kiamat.” (HR Al-Hakim, Al-Baihaqi)
“Itulah Allah Al-Muqsith, Allah Yang Maha Adil. Keadilan Nya bukan saja menjadikan orang mendapatkan apa yang menjadi haknya tanpa kurang sesuatu apapun keadilan Allah pun,” kata Aa Gym.
Khususnya dalam mendamaikan dua orang yang berselisih, mampu memuaskan dan menyenangkan semua pihak dengan sangat sempurna. Dan, hal ini tidak mungkin bisa dilakukan secara sempurna oleh manusia. Hanya Allah semata yang bisa melakukannya.
Sumber: Buku Asmaul Husna Untuk Hidup Penuh Makna [Rusman H. Siregar/sindonews]