Beberapa waktu kemudian, aku bermimpi melihat beberapa ahli kubur keluar lagi dari kuburnya, seperti pada mimpi sebelumnya. Namun, yang membuatku heran kali ini adalah ahli kubur yang semula tak ikut memunguti sesuatu, kini turut memungutinya bersama ahli kubur yang lain. Makanya begitu terbangun, aku segera pergi lagi ke pasar guna mengetahui kabar si anak muda yang biasa berdagang zalabiyah sambil membaca Alquran itu. Dan ternyata, sekarang ia sudah meninggal.
Dari sepenggal kisah di atas, dapat ditarik beberapa pelajaran:
1. Kebaikan yang dihadiahkan kaum Muslimin kepada ahli kubur, baik berupa bacaan Alquran, doa, ataupun sedekah, terbukti sampai kepada mereka.
2. Demikian pula kebaikan yang dihadiahkan seorang anak kepada orang tuanya yang sudah meninggal. Contohnya bacaan Alquran si anak muda dalam kisah di atas.
3. Hadiah kebaikan dari seorang anak, kerabat, atau siapa saja kepada orang yang telah meninggal cukup meringankan kesulitan orang yang telah meninggal tersebut.
4. Benar apa yang dikatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa di antara kebaikan yang terus mengalir—walaupun seseorang telah meninggal—adalah anak saleh yang selalu mendoakan. Berhenti yang mendoakan, maka berhenti pula aliran kebaikan itu, sebagaimana berhentinya kebaikan si anak muda yang membaca Alquran, karena dirinya meninggal. Wallahu a‘lam. []