Lalu, apa hikmah Rasulullah lupa jumlah rakaat salat ini? Pertama, hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah manusia biasa seperti halnya umatnya. Bedanya, beliau dipilih oleh Allah dan diberi wahyu.
Sebagai manusia biasa, Rasulullah pernah salah dan juga pernah lupa. Namun, Allah tidak membiarkan jika Rasulullah salah kecuali akan diingatkanNya. Misalnya saat beliau bermuka masam ketika Abdullah bin Ummi Maktum datang sementara Rasulullah sedang berusaha mendekati pembesar Quraisy agar menerima dakwah. Rasulullah kemudian diingatkan Allah agar tidak bermuka masam dengan diturunkannya surat Abasa.
Selain langsung diingatkan Allah, jika Rasulullah lupa, beliau juga meminta diingatkan para sahabatnya, sekaligus menegaskan bahwa beliau adalah manusia biasa bukan malaikat.
“Saya adalah manusia biasa. Saya juga bisa lupa sebagaimana kalian bisa lupa. Oleh karena itu, jika saya lupa, ingatkanlah” (HR. Muslim)
Sifat manusia biasa yang dimiliki Rasulullah ini sesungguhnya adalah keunggulan. Agar tidak ada alasan bagi manusia menyatakan tidak sanggup mengikuti beliau. Berbeda jika misalnya Rasulullah adalah malaikat, bukan manusia biasa, pasti orang-orang memiliki alasan tidak sanggup mengikuti beliau.
Kedua, dengan adanya peristiwa ini (Rasulullah lupa jumlah rakaat), maka kaum muslimin mendapatkan petunjuk tentang sujud sahwi. Dan memang bisa jadi, Allah Subhanahu wa Taala menjadikan Rasulullah saat itu lupa jumlah rakaat salat agar umatnya mendapatkan contoh apa yang harus dilakukan ketika lupa jumlah rakaat shalat. Yakni, sujud sahwi. Wallahu alam bish shawab. (Inilah)