Eramuslim.com – Masalah dalam kehidupan ibarat garam dalam makanan. Keberadaannya amat penting untuk memengaruhi rasa masakan yang disajikan. Karenanya, kadarnya harus pas; jangan sampai berlebih.
Namun, sebagaimana keberadaan garam sebagai penyeimbang rasa, hidup bukanlah untuk mencari-cari masalah. Cukup lakukan kewajiban sebagai seorang hamba, kemudian atasi semua kendala yang menghalanginya.
Sebab, sebagaimana masakan yang tak bisa dinikmati karena kebanyakan garam, hidup pun akan senantiasa menyesakkan jika masalah yang ada tak kunjung diselesaikan; hanya ditumpuk hingga menjadi bom waktu.
Lalu, apa yang kudu dilakukan jika masalah menimpa? Pasalnya, masalah datang menyergap; tanpa permisi apalagi mengetuk pintu? Karena itu, mari lihat bagaimana yang pertama kali dilakukan Rasulullah saat masalah menyapa.
Ada orang yang berupaya lari dari masalah. Saat masalah datang, ia abai dan kemudian masalahnya menumpuk. Ketika waktu dan keadaan menuntutnya untuk segera menyelesaikan masalah itu, ia malah pergi menuju sesuatu yang justru memperparah masalahnya.