“Demi Allah,” lanjut pemuda yang pertaruhkan nyawanya di malam hijrah ini, “aku pernah melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam minum sambil berdiri.” Sambung suami Fathimah binti Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini, “Dan, jika pun aku minum sambil duduk, hal itu semata-mata karena aku pernah melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam minum sambil duduk.
Inilah Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib yang mulia akhlak dan jernih pikirannya. Beliau beramal sebagaimana yang dilihat dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka, sekali lagi, hendaknya kita bersikap bijak dengan tidak merasa paling benar. Apalagi jika terkait dua hal yang terlihat bertentangan, tetapi dua-duanya pernah dikerjakan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Terkait minum ini, tentulah ada yang lebih utama untuk dikerjakan; minum sambil duduk dan sunnah-sunnah terkait minum lainnya. Titik tekannya ada pada sikap. Jangan sampai membenci orang shalih hanya karena pernah minum sambil berdiri. Dan jangan pula memuji orang kafir hanya karena pernah terlihat minum sambil duduk.
Toh, kita tidak ada urusan dengan orang tersebut. Apalagi meneladaninya. Cukuplah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sahabat-sahabatnya yang menjadi teladan bagi kita. [Pirman/Kisahikmah]