Dia langsung mengerti bahwa air kencingnya telah merembes ke kamar Imam Hasan Al-Bashri.
“Imam, sejak kapan engkau bersabar atas tetesan air kencing kami ini?” tanya si tetangga.
Imam Hasan Al Bashri diam tidak menjawab. Ia tidak mau membuat tetangganya merasa tidak enak.
“Imam, katakanlah dengan jujur. Sejak kapan engkau bersabar atas hal ini? Jika tidak engkau katakan, maka kami merasa akan sangat tidak enak,” desak tetangganya.
“Sejak dua puluh tahun yang lalu,” jawab Sang Imam lemah.
“Kenapa engkau tidak pernah memberi tahuku?” tanya tetangganya heran.
“Nabi Muhammad Saw mengajarkan kepada kami untuk memuliakan tetangga. Beliau bersabda, ‘Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tetangganya!”
Si Nasrani terdiam mendengar jawaban Sang Imam. Tak terasa, air mata menetes. Beberapa saat kemudian tiba-tiba si Nasrani memeluk Imam Hasan Al-Bashri dengan sangat erat. Sambil terisak dan bercucuran air mata, dia berbisik ke telinga Sang Imam, Asyhadu allaa Ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaah. [Jft/BersamaDakwah]