Hari pertama perlawanan, Rasulullah menemui Tsumamah dan berkata apa yang kamu miliki Tsumamah? Ia menjawab, “Aku mempunyai kebaikan, wahai Muhammad. Jika kamu membunuhku, maka kamu membunuh orang yang terhormat. Namun, jika kamu membebaskanku, maka kamu membebaskan orang yang akan membalas Budi. Jika kamu ingin harta sebagai tebusan, maka mintalah sesukamu, pasti akan diberi.”
Rasulullah membiarkannya, Tsumamah tetap diberikan makanan dan minuman yang lezat. Hari berikutnya, Rasulullah menanyakan pertanyaan yang sama. Dia masih menjawab dengan jawaban yang sama. Rasulullah pun kembali meninggalkannya. Hari berikutnya, Rasulullah bertanya lagi jawaban sama.
Di luar dugaan Rasulullah bersabda kepada para sahabat beliau. “Lepaskan Tsumamah,” kata Rasulullah
Tsumamah pergi, namun dia tidak kembali ke negerinya dan malah pergi ke sebuah kebun kurma, Tsumamah mandi, menyucikan dirinya, dan kembali lagi ke masjid Rasullullah untuk menyatakan dirinya masuk Islam.
“Kasih sayang Rasulullah selama Tsumamah menjadi tawanan, telah membuka hatinya untuk memeluk Islam,” katanya.
Aan menyampaikan hikmah dari kisah ini adalah agar kita menyayangi semua makhluk Allah yang ada di bumi, baik saudara, teman, hewan, maupun tumbuhan. (rol)