Ketiga, ganjaran kebaikan dilipatgandakan. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Pada hari Jumat, kebaikan dilipatgandakan,” (HR At-Thabrani). Pada dasarnya, Allah telah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi orang yang melakukan suatu kebajikan. Misal, dalam kasus sedekah, pahalanya akan digandakan dari sebutir kebajikan yang dilakukan.
Keempat, hari raya pekanan. Suatu keistimewaan yang telah diberikan Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW adalah hari Jumat yang dijadikan sebagai hari raya umat Islam. Rasulullah SAW bersabda dari Ibnu ‘Abbas r.a. “hari raya yang Allah jadikan (berikan) kepada kaum Muslimin. Maka, orang yang melaksanakan shalat Jumat hendaknya dia mandi. Sekiranya dia memiliki minyak wangi maka hendaknya dia memakainya dan bersiwaklah,” (HR Ibnu Majah).
Kelima, hari khusus umat Islam yang disebutkan dalam Alquran. Allah berfirman dalam surat Al-Jumu’ah ayat 9 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya : “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Penyebutan kata “Jumat” secara khusus menunjukkan keistimewaan dan keagungan. Hal ini juga dijelaskan dalam keterangan dari hadits yang diriwayatkan Ahmad. Dari Abu Lubabah Al-Badri bin Abdul Mundzir, Rasulullah SAW bersabda : “Hari Jumat adalah penghulu (pemimpin) di antara hari-hari lain dan yang paling agung dan dalam pandangan Allah (hari Jumat) lebih ‘agung’ daripada Idul Fitri dan Idul Adha. (rol)