Dalam hadis yang lain, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ibunya Sa’d bin Ubadah meninggal dunia, ketika Sa’d tidak ada di rumah. Sa’d berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»
“Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dan ketika itu aku tidak hadir. Apakah dia mendapat aliran pahala jika aku bersedekah harta atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.” (HR. Bukhari)
Hadis tersebut mengabarkan tentang perbuatan anak kepada orang tuanya. Sedekah yang dilakukan anak tersebut pahalanya sampai kepada mayit karena memang Nabi Muhammad sendiri menegaskan perbuatan anak baik diniatkan maupun tidak secara khusus diniatkan orang tua yang telah wafat tetap mendapatkan keutamaan dengan sempurna.
Segala amal shalih yang diamalkan anaknya maka pahalanya akan sampai kepada kedua orang tuanya tanpa mengurangi pahala si anak tersebut, sebab si anak merupakan hasil usaha kedua orang tuanya.
Ada dalil yang menjadi rujukan adalah riwayat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda:
إِذَا مَاتَ ابن آدم الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثلاث ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila anak Adam meninggal, maka terputus darinya semua amalan kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).
Keutamaan memiliki anak shaleh tidak bias tergantikan oleh yang lain. Sampainya pahala amal perbuatan dan doa anak tidak diragukan lagi. Adapun dari pihak lain kita masih belum bisa memastikan karena dalil rujukan bukan dari firman Allah Ta’ala dan sabda Rasulullah, tetapi hanya sebatas pendapat dan qoul saja.
Karena itulah memiliki anak adalah sebuah rezeki dari Allah Ta’ala yang tiada tara. Anak bisa menjadi jalan pahala dan menjadi jalan ke surga selama orang tua bersungguh sungguh dalam menjalankan tugasnya. Karenanya, orang tua harus memberikan yang terbaik untuk anak sejak dalam kandungan hingga anak tersebut dewasa bahkan hingga anak tersebut berkeluarga dan mampu hidup dengan mandiri.
Ajarkan yang pertama dan utama, maksudnya tanamkan akidah keimanan yang kokoh pada jiwa anak agar selalu merasa yakin Allah Ta’ala selalu hadir menyertainya, dan yang keuda ajarkan shalat lima waktu di masjid dengan berjamaah. Bila kedua hal tersebut telah berhasil maka silahkan orang tua tersenyum dan siap-siap mengharap aliran pahala terus mengalir sekalipun sudah terlebih dahulu berada di alam kubur.
Firman Allah Ta’ala menegaskan bahwa amal perbuatan yang kita lakukan, dan semua perilaku dan perbuatan kita dicatat dan balas dengan keutamaan yang berlipat.