Oleh karena itu, dalam usaha merealisasikan potensi adil yang terkandung dalam diri individu inilah perlu latihan dan pembiasaan. Adil harus diterapkan dalam lingkup kehidupan paling kecil, dari individu, keluarga, dan dari pemerintahan tingkat RT hingga tingkat pusat. Sehingga para bapak bangsa ini menjadikan konsep “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” sebagai salah satu dari Pancasila sebagai Dasar Negara.
Dengan demikian keadilan menjadi salah satu basis struktur yang harus ada di Indonesia. Dengan bahasa lain Keadilan merupakan masalah ushuliyah yang keberadaannya sudah merupakan barang pasti yang tidak bisa diganti dengan yang lain, apabila bangsa ini ingin lestari. Bukankah demikian peringatan Allah kepada Nabi Daud yang tergambar dalam surat as-shad ayat 26:
يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ.
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.
Terang benderang kiranya janji Allah dalam ayat tersebut. Bahwa keadilan adalah syarat mutlak seorang pemimpin, karena keadilanlah yang akan menentukan arah keberlanjutan sebuah bahngsa. Demikian pentingnya keadilan hingga ada sebuah cerita tentang seorang darwis yang dimintai pendapat tentang pemimpin yang dhazilim.
Sa’di bercerita; Alkisah, seorang raja yang zalim berkenan memanggil seorang darwis ke istananya untuk memberi nasihat. Ketika sufi itu datang, Raja Zalim berkata, “Berikan aku nasihat. Amal apa yang paling utama untuk aku lakukan sebagai bekalku ke akhirat nanti?”
Sang darwis menjawab, “Amal terbaik untuk baginda adalah tidur.” Raja itu keheranan, “Mengapa?” “Karena ketika tidur,” jawab sufi itu, “baginda berhenti menzalimi rakyat. Ketika baginda tidur, rakyat dapat beristirahat dari kezaliman.”
Namun manusia adalah insan yang sering lalai dan mudah tergoda dengan berbgai bujuk rayu setan yang menyesatkan. Karenanya hampir dalam setiap langkah kehidupan ini kezaliman hadir menggantikan posisi keadilan. Begitulah hingga Rasulullah saw pernah bersabda:
سيأتى زمان علي امتي سلاطينهم كالاسد ووزراءهم كالذئب وقضئهم كالكلب وسائر الناس كالاغنام فكيف يعيش الغنام من الاسد والذئب والكلب ؟
Akan tiba satu waktu kepada umatku penguasanya seperti singa, para menterinya seperti serigala, dan hakim-hakimnya seperti anjing. Sementara itu umat kebanyakan bagaikan kambing. Bagaimana bisa kambing hidup diantara singa, serigala dan anjing?