Inilah di antara bengalnya orang Yahudi. Mereka tetap berbohong, tetapi mengaku akan jujur jika menjawab dengan dalih bahwa Nabi mengetahui jawaban yang sebenarnya.
Selanjutnya, Nabi bertanya, “Siapakah penghuni neraka?”
Maka mereka mengatakan, “Kami,” lanjut mereka berbangga, “berada di neraka hanya sebentar.” Terang mereka tanpa ragu, “Kemudian kalian akan menggantikan kami di sana.”
“Hinalah kalian,” lanjut Nabi, “kami tidak akan pernah menggantikan kalian di neraka.”
Setelah itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menanyakan pertanyaan perihal kejujuran, dan mereka mengklaim akan menjawab jujur jika Nabi bertanya.
“Apakah kalian menaburkan racun dalam daging kambing ini?” Tanya Nabi selanjutnya.
“Ya,” jawab Yahudi, “kami menaburinya.”
“Mengapa kalian melakukannya?” selidik Rasulullah.
“Jika engkau pembohong,” tukasnya beralasan, “kami bisa bebas dari anda.”
“Dan,” lanjutnya kemudian, “jika engkau benar seorang Nabi,” pungkas Yahudi, “racun itu tidak akan membahayakanmu.”
Hadits yang mulia dan menggambarkan salah satu karakter asasi orang Yahudi ini adalah pelajaran yang amat berharga. Bahwa berbohong bagi mereka adalah kemudahan. Meski dengannya mereka berbuat tercela terhadap dirinya.
Imam Ibnu Katsir mengutip hadits ini dalam menjelaskan makna Surat al-Baqarah ayat 80. Dimana orang Yahudi mengatakan, “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali sebentar saja.” [Pirman/kisahikmah]