Eramuslim – Imam Ahmad menyebutkan dari Abdullah bin Mas’ud, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Berhati-hatilah kalian terhadap dosa-dosa yang sepele (kecil). Sesungguhnya dosa itu bisa bertumpuk-tumpuk pada diri seseorang hingga membinasakannya.”
Nabi pernah membuat suatu permisalan untuk dosa-dosa tadi, yaitu seperti suatu kaum yang singgah di padang pasir. Hadirlah tukang masak mereka, lalu dia memerintahkan Fulan untuk mengumpulkan ranting-ranting kayu, hingga menjadi tumpukan, kemudian mereka menyalakan api dan memasak apa-apa yang dilemparkan ke dalamnya”.
Dikutip dari buku Ad-Daawad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Dalam sahih Bukhari, dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Kalian telah melakukan berbagai perbuatan yang dalam pandangan kalian lebih halus daripada rambut (remeh), tetapi kami memandangnya, pada zaman Rasulullah, sebagai hal-hal yang membinasakan”.
Dalam ash-Shahihain, dari Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda, “Seorang wanita diadzab disebabkan seekor kucing yang dikurungnya sampai mati. Wanita itu masuk neraka karena tidak memberi makan dan minum kepada kucing tersebut, serta tidak pula melepaskannya agar hewan ini dapat memakan serangga tanah”.
Disebutkan dalam al-Hilyah karya Abu Nu’aim, dari Hudzaifah, seseorang bertanya kepadanya, “Apakah hanya satu hari Bani Israil meninggalkan agama mereka?” Beliau menjawab, “Tidak. Namun, awalnya mereka meninggalkan perkara yang diperintahkan kepada mereka dan mengerjakan perkara yang dilarang, hingga mereka menanggalkan agamanya, seperti seorang laki-laki yang melepaskan gamisnya”.
Sebagian Salaf mengatakan, “Kemaksiatan merupakan pengantar kekafiran, sebagaimana ciuman merupakan pengantar jima, nyanyian merupakan pengantar zina, pandangan merupakan pengantar asmara, dan sakit pengantar kematian” (bid’ah juga pengantar kesesatan). (rol)