Menjelaskan kejadian di luar nalar ini, Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Sesungguhnya terbelahnya bulan adalah peristiwa yang luar biasa. Tidak ada satu pun di antara tanda-tanda kenabian yang dapat menyamainya.” Pungkas beliau sebagaimana dikutip Syeikh Mahmud Athiyah Muhammad Ali dalam Tanda Berakhirnya Dunia, “Peristiwa ini di luar aturan alam yang baku, yang tidak dapat diterima akal sehat. Sehingga menjadi bukti yang nyata.”
Sedangkan Imam Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhuma, “Tatkala kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di Mina, kami menyaksikan bulan terbelah menjadi dua bagian. Satu bagian berada di belakang bukit, bagian yang lain berada di bawahnya.” Rasul pun melanjutkan sabdanya, “Perhatikanlah!”
Riwayat senada dengan redaksi yang berbeda juga disampaikan oleh Imam al-Bukhari dalam kitab Shahihnya.
Hendaknya, peristiwa ini menjadi perhatian bagi kita semua. Sejak seribu empat ratusan tahun silam saja, Kiamat sudah disebutkan oleh al-Qur’an dengan kata ‘dekat’. Maka kini, hari tersebut sudah semakin dekat. Sayangnya, sebagian kita lalai dan abai sehingga terlena dengan kehidupan dunia.
Di luar itu, ada pula kelompok yang amat sibuk dengan prediksi berakhirnya dunia dalam peristiwa Kiamat. Padahal, ia belum pasti mengalaminya. Dan, yang jauh lebih pasti, bahwa semua kita akan mengalami Kiamat kecil, ialah kematian yang pasti dialami oleh semua makhluk hidup.
Semoga kita termasuk dalam golongan cerdas, yang menyadari kepastian mati dan mempersiapkan bekal untuk menghadapinya. Aamiin. [Pirman/Kisahikmah]