Inilah kota suci, yang di dalamnya ada Masjidil Haram. Masjid termulia yang jika shalat di dalamnya akan diganjari pahala setara dengan seratus ribu kali jika dibandingkan dengan shalat di masjid lain, selain Masjid Nabawi di Kota Madinah dan Masjid al-Aqsha di Kota al-Quds.
Inilah kota yang paling dicintai Rasulullah yang mulia. Kota yang disampaikan dalam salah satu sabdanya,
وَاللَّهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ وَأَحَبُّ أَرْضِ اللَّهِ إِلَي وَلَوْلَا أَنِّي أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ
“Demi Allah,” kalam Nabi sebagaimana diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, “sesungguhnya engkau adalah bumi Allah yang terbaik,” lanjutnya, “dan paling aku cintai,” demikian sabdanya sebagaimana diriwayatkan pula oleh Imam Ibnu Majah.
Sayangnya, di kota kelahiran nan paling dicintainya itu, Rasulullah Saw justru diusir karena mendakwahkan tauhid. Lanjut Rasulullah Saw sebagaimana diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad, “Seandainya aku tidak diusir darimu,” pungkas beliau dalam sabdanya yang shahih ini, “niscaya aku tidak akan keluar.”
Itulah Makkah al-Mukarramah, Kota Makkah yang mulia dan disucikan, kota terbaik yang dicintai oleh Rasulullah Saw. [Pirman/kisahikmah]