Eramuslim.com – Inilah generasi terbaik dalam amal shalih, dakwah, dan jihad di jalan Allah Ta’ala. Mereka mewakafkan diri dan hartanya untuk Allah Ta’ala. Mereka melakukan itu dengan niat yang baik, cara yang paling makruf, dan ihsan yang tak tertandingi. Mereka bukanlah kita yang suka berhitung “Infaq satu dinar, dapat balasan sekian dinar di dunia.”
Abu Bakar ash-Shiddiq
Setidaknya, sosok bernama asli ‘Abdullah bin Abu Quhafa’ ini pernah menginfaqkan seluruh hartanya sebanyak dua kali. Pertama, dalam peristiwa hijrah nabi ke Madinah. Beliau menggelontorkan dana senilai 5000 atau 6000 Dirham. Dalam kisah yang masyhur, Asma’ binti Abu Bakar sampai berbohong kepada kakeknya sebab jumlah tersebut adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh ayahnya.
Kedua, dalam peristiwa perang Tabuk yang amat masyhur. Abu Bakar datang dengan membawa semua asetnya untuk keperluan jihad. “Wahai Abu Bakar,” tanya Nabi kepada sahabat sekaligus mertuanya itu, “berapa yang kausisakan untuk keluargamu?” Jawab sosok yang menemani beliau dalam hijrah ke Madinah itu, “Aku menyisakan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.”
‘Umar bin Khaththab
Sosok tegas ini juga menjadi bagian monumental dalam teladan jihad harta. Sesaat setelah Nabi mengumumkan penggalangan dana untuk jihad di Tabuk, ‘Umar yang kala itu sedang banyak harta mendatangi Nabi dengan semangat membara.
Membawa separuh hartanya, ‘Umar optimis akan bisa mengungguli Abu Bakar yang mulia. “Hari ini,” ujarnya dengan semangat sebagaimana diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, “aku akan mengalahkan Abu Bakar, jika Allah menghendakinya.”
‘Umar pun menyerahkan separuh hartanya. Tanya Nabi, “Berapa yang kausisakan untuk keluargamu?” Jawab ‘Umar penuh semangat, “Sebanyak yang kuserahkan ini.”