Eramuslim – Makanan yang boleh dimakan umat Muslim adalah makanan yang halalan tayyiban. Halal itu diukur dari nilai gizi, cara mendapatkannya, kehahalan sumber uangnya, hingga bagaimana cara menyajikan makanan hingga disantap.
Siapa sangka, memperbaiki menu makan dalam aktivitas sehari-hari bakal membuat setiap doa diijabah Allah SWT, benarkah?
Dalam buku Siyar A’lam an-Nubala’ disebutkan mengenai keimanan serta kehati-hatian Saad bin Abi Waqash.
Sahabat Nabi yang memiliki sifat paling hati-hati dari setiap makanan yang akan dia konsumsi. Beliau tak segan menolak makanan yang tak jelas asal-muasalnya.
Saad bin Abi Waqash boleh dikatakan sebagai salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi ‘duta’ halal.
Sebab sikapnya yang begitu mulia, beliau termasuk salah satu sahabat yang mendapat jaminan langsung masuk surga. Tak hanya itu, Rasulullah mendoakannya agar memiliki keakuratan doa yang mustajab.