“Orang yang menuruti nafsu jahatnya akan terjerumus dalam kehinaan dan kenistaan,” tutur Syeikh Rasyid Ridha sebagaimana dikutip oleh Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah, “sehingga menghalalkan segala jenis kemaksiatan yang merupakan bagian dari kekafiran, sebagaimana orang yang suka melihat wanita cantik dengan pandangan nafsu.”
Awalnya, setan membisiki manusia dengan pemakluman. “Sedikit saja, tidak apa-apa.” Itulah kalimat yang dimasukkan ke dalam hati manusia yang menjadi targetnya hingga ia benar-benar melayangkan pandangan pertamanya. Setelah pandangan pertama, setan akan kembali berbisik, “Tanggung. Lihat lagi deh. Cuma sebentar kok. Bagian ini deh, mulus dan bagus.”
Dari pandangan pertama yang diikuti dengan nafsu itu, lanjut Syeikh Rasyid Ridha, “Pandangannya menimbulkan rasa ingin menggoda. Dari menggoda, timbullah rasa ingin bercengkerama. Setelah bercengkerama, terbitlah hasrat ingin bermain-main. Setelah bermain-main, dorongan untuk berbuat yang tidak senonoh pun mendesak-desaknya.”
Sedikit demi sedikit. Secara perlahan. Dibisikkan untuk mencoba. Dibumbui pemakluman atas nama manusiawi. Lalu timbullah rasa penasaran. Ditambah dengan peluang yang terbuka, setan menggoda kaum wanita hingga mereka membuka aurat yang harusnya ditutupi. Terus seperti itu, hingga melihat yang haram menjadi kebiasaan dan dimaklumi oleh sebuah generasi.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada kita untuk menundukkan pandangan. Sehingga kita bisa merasakan manisnya iman di dalam hati. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]