Eramuslim – Banyak Umat Islam kembali terusik dengan adanya karikatur Nabi Muhammad SAW di Prancis. Namun, Presiden Prancis Emanuel Macron bersikeras mempertahankan karikatur tersebut telah dengan dalih kebebasan berpendapat.
Sebenarnya kenapa banyak Umat Islam marah jika ada orang yang membuat gambar wajah atau sosok Nabi Muhammad SAW? kenapa tidak boleh menggambar Nabi Muhammad SAW?. Berikut penjelasan Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat di salah satu diskusi daring di rumahfiqih.com.
Melukis atau menggambar Nabi Muhammad SAW disebutnya telah melewatkan satu masalah penting tentang kedudukan nabi. Muhammad disebutnya diutus Allah SWT tidak hanya sebagai pembawa wahyu, tapi juga seluruh seluruh penampilan, gerak-geriknya akan menjadi sumber hukum dalam syariat islam.
“Semua yang beliau katakan, semua yang beliau lakukan, bahkan segala penampilan dan gerak-gerik beliau. Semuanya tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa beliau adalah sosok resmi utusan Allah SWT. Maka penampilan beliau dalam ekspresi wajah, senyum, marah, tertawa, bahkan cara beliau berpakaian, menyisir rambut, merapikan jenggot dan kumis serta hal-hal kecil lainnya, tidak bisa dilepaskan dari sumber hukum dalam syariah Islam,” jelasnya.
Nabi Muhammad sebagai salah satu sumber hukum ini, tentunya harus diinformasikan dengan valid dan otentik. “Tidak boleh hanya semata didasarkan pada khayal, ilusi, imajinasi serta perkiraan subjektif dari orang yang tidak pernah bertemu langsung dengan beliau,” katanya.