Ini Alasan Kenapa Usai Salat Baca Istighfar, Bukan Hamdalah

Terdapat kaidah yang menyatakan, “Apabila sesuatu itu berulang, maka dia menjadi aturan”. Si A setiap selesai shalat langsung beristighfar 3 kali. Ketika ditanya, mengapa anda lakukan itu?, si A menjawab, “Seperti ini yang diajarkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” Si B setiap selesai shalat selalu membaca hamdalah, baru istighfar. Ketika ditanya, mengapa anda baca hamdalah seusai shalat? Jawab si B, “Sudah kebiasaan.” “Ini sebagai rasa syukur karena sudah diberi kesempatan untuk shalat.” Atau jawaban semisalnya.

Jika alasannya hanya kebiasaan, seharusnya kita ikuti kebiasaan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, dan bukan membuat kebiasaan sendiri. Jika alasannya karena bersyukur kepada Allah, alasan ini tidak tepat, dengan pertimbangan,

[1] Nabi Shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling pandai bersyukur. Namun beliau tidak membaca hamdalah sesuai shalat.

[2] Jika kita membaca hamdalah seusai shalat sebagai bentuk syukur kepada Allah, seharusnya kita juga melakukan yang sama untuk ibadah lainnya. Sehingga kita baca hamdalah setiap selesai ibadah apapun.

Namun realitanya, untuk ibadah yang lain, mereka tidak membaca hamdalah. Mengapa kita harus beristighfar setelah shalat. Bukankah shalat itu ibadah? Mengapa kita istighfar sesuai ibadah? Karena kita sangat yakin, dalam ibadah shalat yang kita lakukan sangat rentan dengan kekurangan. Dan kita mohon ampun atas semua kekurangan yang kita lakukan ketika shalat. Hadirkan perasaan semacam ini ketika anda membaca istighfar setelah shalat. Agar ucapan istighfar kita lebih berarti. (Inilah)

Demikian, Allahu alam.
Oleh Ustadz Ammi Nur Baits