Eramuslim – Abu Salamah pernah bertanya kepada Abu Sa’id Al-Khudri tentang pendapatnya terkait kenikmatan, seperti pakaian, minuman, kendaraan, dan makanan. Abu Sa’id Al-Khudri lalu menjawab, “Wahai keponakanku, makanlah karena Allah, minumlah karena Allah dan kenakanlah pakaian karena Allah. Segala keangkuhan, kebanggaan, riya’, sum’ah yang masuk kepadanya adalah kemaksiatan dan sikap berlebih-lebihan,” jelasnya.
Ia lalu menambahkan, “Lakukanlah pekerjaan rumahmu sendiri sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Shalallahu A’laihi wa Sallam di rumah beliau. Beliau itu mengairi tanaman, mengikat unta, menyapu rumah, memeras susu kambing, menjahit sandal dan menambal baju sendiri. Beliau juga makan bersama pembantu dan menggiling tepung sendiri jika pembantunya lelah,” ujarnya.
“Beliau membeli sesuatu dari pasar dan tidak malu menjinjing barang dengan tangan beliau sendiri atau mengikatnya dengan ujung bajunya lalu pulang ke rumah istrinya. Beliau biasa menjabat tangan orang kaya maupun orang miskin, orang besar maupun orang kecil. Beliau selalu memberi salam terlebih dahulu kepada setiap orang yang beliau temui, baik anak kecil maupun orang dewasa, orang berkulit hitam maupun merah, orang merdeka maupun hamba sahaya, asalkan mereka adalah orang yang mendirikan sholat,” tambahnya.
Dalam satu riwayat Nabi Muhammad bersabda yang artinya: “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sehingga tidak ada seorang pun yang berbangga diri terhadap orang lain dan juga tidak ada yang berbuat aniaya terhadap orang lain,” (HR. Muslim). (rol)