Eramuslim – Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan harapan untuk orang-orang yang melakukan amal saleh. Maka Dia juga menyertakan rasa takut bagi mereka.
Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, berdasarkan hal ini, diketahui rasa harap dan takut yang bermanfaat adalah yang teriringi oleh amal saleh.
{إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (57) وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ (58) وَالَّذِينَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ (59) وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60) أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ (61) }
“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut (azab) Tuhan mereka, dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun), dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya“, Alquran surat Al Mu’minun ayat 57-61.
At-Tirmidzi meriwayatkan dalam Jami-nya, dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia bercerita: “Aku bertanya kepada Rasulullah mengenai ayat ini: “Apakah mereka adalah orang-orang yang meminum khamar, berzina dan mencuri? Beliau menjawab: ‘Bukan, hai putri as-Shiddiq, tetapi mereka adalah orang-orang yang berpuasa, mengerjakan sholat, dan bersedekah. Mereka takut semua amalan tersebut tidak diterima. Mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam kebaikan’“. (rol)