Nah, pernahkah terpikirkan oleh kita untuk menjadi hamba pilihan Allah SWT? Terbersit di hati meski sedikit? Tekadkanlah di dalam hati untuk menjadi kekasih-Nya. Dan bukan dengan memajang pengumuman, seperti membuat tulisan, “Saya pemburu cinta Allah”, di pintu rumah atau di laptop. Aneh jadinya, cinta kepada Allah, tapi pengumuman pada orang-orang.
Sebetulnya itu berharap dicintai dan dikagumi oleh makhluk. Karena ciri kekasih Allah itu tidak takut pada apa pun dan siapa pun. Jangankan tidak dicintai makhluk, dihina, dicaci, bahkan diancam dibunuh sekalipun ia tidak takut. Sehingga tiada pula kesedihan atas dunia kepadanya. Punya atau tidak punya uang bukan masalah baginya.
Ketakutannya hanya satu, yaitu takut tersisih dari sisi Allah SWT. Selain keyakinan penuhnya kepada Allah, ia juga pasti istiqamah. Patuh kepada Allah, dan hatinya bersih. Qolbun salim.
Seperti cucu rasulullah saw suatu waktu dihina dan dimaki-maki. Kemudian dengan tenang ia berkata, “Masih adakah yang mau kau katakan, katakanlah.” Dan setelah semua cacian habis dilemparkan padanya, ia pun membuka jubahnya dan mengambil uang. Kemudian jubah berserta uang itu ia berikan sebagai balasan caci-maki tadi.
Agaknya sekarang ini jarang ada orang yang seperti itu di sekitar kita. Dan saudara yang sedang membaca, saudara juga jangan coba-coba berpikir untuk datang ke Daarut Tauhiid, lalu mencaci-maki saya dengan mengharapkan sorban dan uang.
Jadi, para pecinta Allah sejati, penuh kerahasiaan di lubuk hati. Dan Allah SWT pasti tahu. Oleh sebab itu, mari saudaraku, kita bulatkan tekad di dalam hati untuk menjadi hamba pilihan-Nya.
“Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Mahapengampun, Mahapenyayang.” (Ali Imran [3]: 31). (Inilah)