Mendengar seruan dari Nabi Musa, laki-laki pendosa ini langsung bertaubat. Dia menyesali semua perbuatan dosa yang dilakukan, kemudian berniat kuat untuk tidak mengulanginya lagi, selama-lamanya.
Laki-laki ini berdiri, lalu keluar dari barisan. Anehnya, tidak ada satu orang pun di antara 70 ribu jamaah yang melihat orang ini. Bahkan, Nabi Musa juga tidak melihat. Beliau berkata kepada Allah Ta’ala, dia telah menyampaikan, tapi pendosa tersebut tidak kunjung keluar dari barisan untuk mengakui kekeliruannya.
Anehnya, tak lama setelah itu, hujan turun dengan sangat lebat. Saat orang-orang tengah sibuk bersukacita itu, Nabi Musa kembali berkata kepada Allah Ta’ala, “Tuhanku, mengapa Engkau memberikan hujan kepada kami? Bukankah tidak ada seorang pun di antara kami yang keluar untuk mengakui dosanya?”
Allah Ta’ala memberitahu, orang tersebut telah bertaubat, dan Dia Menerima taubatnya karena kesungguhannya. Saat Nabi Musa memohon agar diberi tahu siapa orang tersebut, Allah Ta’ala berfirman, “Wahai Musa, dulu ketika ia durhaka kepada-Ku, Aku tidak pernah membuka aibnya. Apakah sekarang, Aku akan membuka aibnya ketika dia telah taat kepada-Ku? Wahai Musa, sesungguhnya Aku sangat membenci kepada orang yang suka mengadu. Apakah sekarang Aku harus menjadi pengadu?”
Kisah ini masyhur. Terdapat di dalam banyak kitab dan catatan. Termaktub juga di dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim susunan Imam Ibnu Katsir Rahimahullah. Betapa Allah Ta’ala Maha Pengampun atas dosa-dosa kita yang tak terbilang.
Rabbanaghfirlanaa.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]