Eramuslim – Sebagai makhluk yang dikaruniai akal, hati, penglihatan, dan pendengaran, sudah sepatutnya manusia terus berupaya menggali hikmah, mutiara, dan kandungan emas di balik setiap fakta kehidupan yang ada, seperti langit dan bumi.
Sebagian telah berupaya, tapi baru sampai terekspresikan dalam bentuk bait-bait puisi, ungkapan cinta, dan lagu yang notabene relatif kehilangan ruh perihal mengapa semua itu hadir dalam kehidupan semesta dan manusia itu sendiri. Padahal, langit dan bumi, jika digali dalam pandangan iman dan logika, akan memberikan panduan terang bagaimana seseorang menata diri, mulai dari pikiran, ucapan, hingga tindakan.
Menariknya, hal ini ditegaskan oleh Allah Ta’ala di dalam Alquran bahwa penciptaan langit dan bumi benar-benar serius. “Dan tidaklah Kami bermain-main menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.” (QS al-Dukhan [44]: 38).
Ibn Katsir menerangkan bahwa Mahasuci Allah dari permainan dan kesia-siaan serta kebatilan dalam semua ciptaan-Nya. Ini berarti manusia harus benar-benar menggali apa makna, hikmah, dan kandungan emas yang tersimpan di balik semua penciptaan yang amat mengagumkan itu.
Secara rasional, kita bisa lihat dan perhatikan bahwa langit amatlah luas, tak berbatas, dan ia eksis di atas kehidupan manusia tanpa butuh sebuah tiang sekalipun. Ini bisa kita maknai bahwa dalam hidup ini ada hal-hal yang harus kita analogikan kepada langit. Seperti sifat sabar, sabar tidak boleh ada batas dalam kehidupan ini. Dan, karena itu, Allah janjikan pahala tak berbatas bagi orang yang sabar. “Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS az-Zumar [39]: 10).