Keempat, kesamaan ciri rasial. Ar-Razi menyebutkan beberapa ras besar manusia yaitu Persia, Romawi, India dan Turki. Setiap ras memiliki bentuk fisik dan ras tertentu. Dalam sebuah muqaddimah, Ibnu Khaldun menyebutkan watak dan kondisi fisik berbeda antara orang yang hidup di pegunungan dan pesisir. Mereka yang tinggal di pegunungan lebih rentan terkena penyakit karena selalu dalam situasi yang dingin. Sedangkan yang hidup pesisir mengalami hal yang sebaliknya.
Kelima, membaca watak dapat dilakukan berdasarkan jenis kelamin. Ar-Razi sangat memperhatikan perbedaan antara jantan dan betina. Misalnya lelaki memiliki pendirian yang teguh sementara perempuan cenderung membuat tipu muslihat.
Keenam, menganalisis watak yang sudah diketahui. Kesimpulan ini muncul berdasarkan eksperimen dan usaha yang terus-menerus. Seorang ahli watak tidak hanya membuat satu studi kasus. Dia harus selalu mendalami pengetahuannya dengan menganalisis watak banyak orang. Dengan demikian, dia dapat mengetahui, misalnya orang marah cenderung kurang mampu berpikir rasional. Sebab orang tersebut lebih mengedepankan sisi emosionalnya.
Tentu saja, enam cara tersebut bukan petunjuk mutlak. Semua hanyalah dugaan yang perlu diperkuat lagi. Yang paling utama menurut Ar-Razi, analisis mengenai watak harus didasarkan dengan pengamatan indrawi yang kuat.
Wallahu a’lam. (Bersamadakwah)