- Kita meyakini neraka itu ada, tetapi tidak mau lari darinya
Banyak sekali orang yang santai saja bermaksiat. Mereka berpikir bahwa Allah SWT itu Mahapemaaf, tapi hal itu tak bisa jadi alasan kita untuk bermaksiat seenaknya. Dalam hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik, dia berkata Rasulullah SAW bersabda:
“Demi Allah! Sesungguhnya Allah tidak akan melemparkan orang yang dicintai-Nya ke dalam neraka.” (HR Ahmad)
- Kita katakan kematian itu pasti datang, tetapi tidak menyiapkan diri
Kematian itu benar adanya, sebagian orang pun tahu bahwa kematian itu akan datang. Tetapi, sebagian dari mereka hanya berdiam diri tanpa mempersiapkan apapun. Padahal, kita bisa menyiapkan tiga hal yang penting untuk kematian.
Seperti hadis dari Abu Hurairah RA, dia berkata Rasulullah SAW bersabda: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang saleh.” (HR Muslim)
- Kita sibuk memperbincangkan aib orang lain, tetapi lupa dengan aib sendiri
Banyak dari kita yang bangun dari tidurnya lalu sibuk memperbincangkan aib orang lain. Padahal, ada segudang rencana kerja yang bisa disiapkan dan lebih bermanfaat untuk dipikirkan. Dengan begitu, kita lupa dengan diri kita dan gagal introspeksi diri sendiri.
- Kita kubur orang-orang meninggal, tetapi tidak mengambil pelajarannya
Ketika kita melayat atau takziyah, tentu ada pula nilai yang bisa dipetik dari sana, yaitu sebagai sarana mempertebal iman dan hubungan persaudaraan. Selain itu, takziyah merupakan wujud dari empati terhadap sesame dan membantu mengurangi beban mereka. Tapi, sudahkah kita ambil pelajaran itu semua? (rol)