Penampilan mereka bisa jadi sangat sopan dan rapi. Agar terlihat sebagai sosok berilmu dan dekat kepada Allah Ta’ala. Tak jarang, mereka membawa tasbih dan aseseoris keshalihan lainnya.
Lisan mereka terlihat senantiasa komat-kamit merapal kalimat dzikir. Pandangan mereka pun menunduk sebagai perwujudan menjaga diri dari yang sia-sia atau haram. Mereka terlihat sempurna. Terlihat tiada cela.
Tatkala diberi kesempatan untuk menyampaikan nilai-nilai kebaikan, lisan mereka pun fasih. Dalil meluncur deras dan lancar dari lisannya. Banyak pendengar yang terbius.
Sayangnya, mereka tidak konsisten. Mereka hanya para penyampai, bukan para dai. Mereka mengajak orang-orang untuk menyembah Allah Ta’ala, tapi mereka justru beribadah kepada selain-Nya. Mereka memerintahkan kepada banyak orang agar meninggalkan berbagai tindakan keburukan, namun mereka justru melakukannya secara sembunyi-sembunyi.
Tiada satu pun kalimat kebaikan yang disampaikan, kecuali mereka menjadi yang terdepan dalam mengingkari. Maka mereka layak mendapatkan kemurkaan dari Allah Ta’ala atas perkataan kebaikan yang tidak mereka kerjakan.
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari perilaku demikian. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]