Eramuslim – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di beberapa wilayah Indonesia sebagai upaya pencegahan penularan pandemi virus corona (COVID-19). Hal ini juga berdampak kepada para perantau, sebab mereka tak bisa mudik menemui orangtua atau keluarganya di kampung halaman, padahal Ramadhan dan Idul Fitri 1441 Hijriah semakin dekat.
Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadist Indonesia, Ustadz Fauzan Amin mengatakan, mengunjungi kedua orangtua dan keluarga sangatlah dianjurkan. Namun ketika tengah terjadi wabah penyakit, maka sebaiknya dihindari bertemu secara langsung. Apalagi ulama dan umara sudah melarang mudik guna mencegah penularan corona.
“Menghindari kemudaratan juga wajib. Taat kepada pemimpin atau pemerintah, taat kepada keputusan Majelis Ulama Indonesia juga wajib,” katanya saat dihubungi Okezone beberapa waktu lalu.
Allah SWT berfirman,
يأيها الذين أمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولى الأمر منكم
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri di antara kamu” (QS. An-Nisa`: 59).
Lebih lanjut, bagi para perantau Muslim, masih tetap bisa berbakti kepada orangtua dan keluarga di tengah wabah corona, yaitu dengan menjalankan amalan-amalan sunah.
“Misalnya dengan cara mendoakannya (mendoakan orangtua dan kerabat) setiap hari dan memperbanyak sedekah. Menghindarkan penularan penyakit kepada keluarga atau orangtua juga bagian dari bakti,” ucap Fauzan.
Berikut ini adalah doa atau disebut sebagai shalawat thibbil qulub yang bisa diamalkan untuk mencegah berbagai penyakit seperti COVID-19:
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْاَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْاَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّم
Artinya: “Ya Allah limpahkanlah Rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai obat hati dan penyebuhnya, penyehat badan dan kesembuhannya, sebagai penyinar penglihatan mata beserta cahayanya. Dan semoga rahmat tercurah limpahkan kepada para sahabat beserta keluarganya.” (Okz)