Sebelum pamit, Imam Dzun Nun al-Mishri tak lupa bertanya tentang cara menggapai semua hal yang diwasiatkan oleh gurunya tersebut. “Semoga Allah Ta’ala merahmatimu, wahai Guruku. Lantas,” tanya Imam Dzun Nun al-Mishri kepada Imam Syuqran al-Qairawani, “jalan apa yang harus ditempuh agar seorang hamba menggapai derajat tersebut?”
Jawab Imam Syuqran singkat namun membutuhkan perenungan sepanjang hayat, “Caranya,” lanjut sang Imam, “dengan mengintrospeksi diri dan senantiasa berdiskusi dengan dirimu sendiri.”
“Nah,” pungkas Imam Syuqran, “pelajaran untukmu cukup sampai di sini.”
Dalam nasihatnya yang lain, Imam Syuqran mengatakan, “Siapa yang bertawakkal, ia akan merasa kaya. Dan siapa yang meninggalkan tawakkal, dia akan kelelahan. Siapa bersyukur, dia akan dicukupi. Siapa yang ridha, dia akan diselamatkan. Siapa yang terpukau saat melihat orang yang berlaku zalim, itu merupakan kegagalan, sedangkan meninggalkan mereka merupakan keberhasilan.”
Mari menepi sejenak. Konsentrasikan pikiran, fokuskan hati. Baca ulang nasihat Imam Syuqran al-Qairawani kepada Imam Dzun Nun al-Mishri ini. Adakah getaran di hati, atau biasa-biasa saja? Jika masih ada iman sekecil apa pun, Anda pasti tercengang dengan kedalaman ruhani dua sufi besar ini melalui nasihat yang mengalir dan menyejukkan dari lisannya.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]