Eramuslim.com – Jika melihat fenomena zaman, tanda-tanda Hari Kiamat itu sudah nyata. Kerusakan sudah merajalela. Kebaikan terlihat dan dipromosikan sebagai keburukan. Sedangkan keburukan memiliki banyak pendukung lantaran dibungkus dengan amat rapi hingga terlihat sebagai kebaikan.
Zina semakin merajalela. Seorang ayah tega menzinai anak atau saudara kandungnya. Seorang menantu tidak segan menzinai mertuanya. Seorang anak tega melampiaskan syahwat kepada ayah atau ibu kandungnya. Dan ragam zina lainnya.
Banyak kasus pula, seseorang dizinai banyak orang. Ramai-ramai. Bergantian. Setelah usai, farji wanita tanpa dosa itu rusak, lalu tembus ke duburnya. Kemudian sang korban dibuang. Tanpa ampun. Tanpa sedikit pun belas kasih. Sungguh, ini bukan fiksi. Bukan kisah atau cerita. Ini fakta dan terjadi di negeri ini. Negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Para pezina juga tak malu melakukan perbuatan tercelanya di tempat umum. Lihat saja di malam minggu. Berapa pasang muda-mudi yang berboncengan layaknya suami-istri, lalu melakukan tindakan yang benar-benar terlarang oleh nilai agama, bahkan moral ketimuran yang selama ini dijunjung dan dipuja-puji.
Selain maraknya fenomena keburukan tersebut, ada satu tanda dekatnya Hari Kiamat yang jarang bahkan tidak disadari oleh kebanyakan kita. Padahal, semua kita mengalaminya. Hampir setiap hari. Kita benar-benar menjalaninya dalam keadaan bernyawa. Tapi kita luput memahami bahwa fenomena itu merupakan tanda dekatnya Hari Kiamat.