Di tahap ini, saya dan siapa pun yang merasa menjadi kakak, orang tua, atau yang lebih banyak umurnya, benar-benar harus pandai sehingga mampu menjelaskan pertanyaan anak-anak dengan logis, argumentatif, tapi menjadi doktrin bagi mereka, kelak setelah dewasa.
Pasalnya, di usia anak-anak ini, otak mereka masih bening dan merekam hampir seluruh kejadian yang dialami hingga ke persoalan yang paling detail. Semua diingat. Tidak ada yang dilupakan.
Nah, sore itu, saya menyampaikan ayat tentang surga. Di dalam rangkaian nikmat surga itu disebutkan ‘kebun-kebun dan buah anggur’ (an-Naba’ [78]: 32). Ketika anak-anak lain memperhatikan dengan cermat dan sebagian lainnya menukasi tentang rasa anggur yang manis, lembut, dan lezat, tiba-tiba dari arah sebelah kiri saya, seorang anak kelas dua sekolah dasar melontarkan sebuah pertanyaan, “Om, di surga ada jengkol gak?”
Sontak saja, pertanyaan itu menghadirkan tawa bagi anak-anak yang lain. Saya, saat itu, menjawab dengan meyakinkan, “Di surga, terdapat semua jenis kenikmatan. Insya Allah.”
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]