Inspirasi Columbus buat Hardianto

Herdianto/DD

“Kalau saya tidak pernah berani kesasar, kalian tidak akan pernah menemukan jalan baru.” (Christopher Columbus)

Itulah jawaban Christopher Columbus saat dirinya ditertawakan oleh orang-orang Spanyol karena tersasar dalam misi perjalanan laut menemukan India, atas perintah Ratu Isabel. Namun dia berhasil mendarat di benua Amerika Selatan yang kemudian dinamakannya Indian (sebagai bentuk kekecewaannya tidak menemukan India).

Kisah Christopher Columbus, menjadi inspirasi bagi Harles Hardianto, seorang pejuang hidup yang pantang menyerah menekuni bisnis kecil-kecilannya sebagai penjual jajanan. Hardianto pada awalnya adalah tukang mi ayam di kedai milik pengusaha lokal di Paninggilan Utara, RT 02/13, Kelurahan Paninggilan Utara, Kecamatan Ciledug, Tangerang, yang cukup digandrungi pengunjung. Dalam perjanjian, Hardianto memprediksi bisa mengantongi rata-rata Rp 70 ribu per hari.

Di tengah perjalanan bisnis kemitraan yang dibangunnya, Hardianto hanya bisa pasrah saat pengusaha itu tidak menepati janjinya. Hardianto kehilangan pekerjaannya untuk waktu yang cukup lama. Kejadian ini membuat Hardianto patah semangat dan bingung ke mana harus melangkah. Hardianto merasa sangat terpukul.

Hardianto tak mau bermurung lama-lama. Dalam waktu singkat, semangat Hardianto kembali tergerak untuk merintis usaha yang sudah lama digelutinya sebagai pembuat mi ayam. Namun, semangat itu terbentur kondisi keuangan. Usaha mi ayam itu membutuhkan modal lumayan. Tapi Hardianto tak surut semangat. Dia terus mencari peluang pasar dengan modal yang tak banyak. Hingga akhirnya, Hardianto mendapatkan ide berjualan donat keliling yang dipasok sebuah pabrik donat.

Setelah sekian lama merintis bisnis donat ini, kondisi keuangan Hardianto berangsur membaik. Untuk satu donat Hardianto mendapat untung Rp 200. Dan, untuk memvariasikan usahanya ini, dia juga menjual sosis, nugget goreng, es jus, dan lain lain.

Tapi ayah tiga anak ini tidak puas hanya sebagai penjual. Terlintas dalam pikirannya untuk memproduksi donat sendiri. Dengan sedikit modal yang dimilikinya dan bantuan dari Lembaga Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa (LPM DD), Hardianto mulai mengembangkan bisnis donatnya secara sederhana. Setiap hari dia membuat donat bersama istrinya dan dititipkan di warung-warung terdekat di sekitar rumah dan pertokoan kecil lainnya.

Lelaki asal Padang ini sebenarnya sejak kecil memang berbakat meracik bumbu-bumbu masakan seperti rendang, mi ayam, donat, dan sebagainya. Bahkan, berkat tangan kreatifnya, usaha donatnya kini telah memiliki 14 mitra tepercaya yang selalu menampung donat-donat buatan Hardianto. Selain bisa meningkatkan ekonomi keluarganya, Hardianto juga bisa merintis usaha warung makanan dibantu istrinya. Impian Hardianto, mulai terasa kian dekat.[Ibnu]