“Wahai Rasulullah seandainya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai, namun engkau tidak memperoleh rakit atau jembatan, maka galilah lubang kuburku jadikanlah sebagai jembatan untuk kau menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa melanjutkan dakwahmu,” kata Khadijah, dikutip dari Buku, ‘The Perfect Istri Salehah karya Tim Happy Wife Happy Life.
Ucapan Siti Khadijah itu kian membuat hati Rasulullah SAW sang penghulu Rasul itu bersedih. Khadijah kemudian memanggil putrinya, Fatimah Az Zahra.
Dia minta Fatimah agar memintakan sorban Rasulullah untuk dijadikan kain kaffan. Mendengar itu Rasulullah SAW berkata, “Mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?”
Padahal, kata Rasulullah, Khadijah telah mengorbankan semua hartanya untuk perjuangan syiar Islam. Semua umat Islam waktu itu ikut menikmati. Bahkan semua pakaian kaum muslim ketika itu kebanyakan juga dari Khadijah.
Saat itu Khadijah memang salah satu orang terkaya di Kota Mekah. Bahkan disebutkan dua pertiga kekayaan Kota Mekah adalah milik Khadijah. Namun justru di akhir hayatnya, Khadijah tak memiliki harta sedikit pun, baju yang dia kenakan penuh tambalan. Disebutkan ada sekitar 83 tambalan.
Bahkan menjelang wafat, Khadijah pun tak punya selembar kain untuk digunakan sebagai kaffan. Sehingga dia merasa perlu meminta kain sorban yang dikenakan Rasulullah SAW. Sorban itu lah yang kerap dipakai Rasulullah saat menerima wahyu dari Allah SWT.
Mendengar permintaan terakhir Khadijah, Rasulullah menjawab,”Wahai Khadijah, Allah SWT menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga.”
Siti Khadijah wafat di pangkuan Rasulullah SAW. Sang Ummul Mukminin itu meninggal dunia saat berusia 65 tahun. Rasulullah SAW bersama Khadijah dikarunia enam orang anak yakni Abdullah, Al-Qasim, Zainab, Ruqayyah, Fatimah Az-Zahra, dan Ummi Kalsum.(dtk)