Tanya al-Kifl untuk kedua kali, “Apakah kamu menangis karena takut kepada Allah Ta’ala?”
“Akulah,” terang lelaki keturunan Bani Israil itu, “yang seharusnya menangis dan takut kepada Allah Ta’ala.”
Ia pun mempersilakan wanita itu pergi sebelum menuruti nafsu bejatnya. Kepadanya, al-Kifl berikan uang yang dibutuhkannya. Kemudian, ia berkata, “Demi Allah, aku tidak akan bermaksiat kepada Allah Ta’ala selamanya.”
Qadarullah, malam itu juga al-Kifl meninggal dunia. Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam Tafsirnya, bahwa pengampunan kepada Bani Israil diberikan oleh Allah Ta’ala dengan bentuk tulisan yang ada di pintu rumahnya.
Maka pagi harinya, sebagaimana diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar bin Khaththab ini, “Keesokan harinya, tertulis di pintu rumahnya, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengampuni dosa al-Kifl.’”
Disebutkan pula dalam hadits riwayat Imam at-Tirmidzi ini, “Orang-orang pun kagum melihat hal itu, hingga Allah Ta’ala memberikan wahyu kepada salah seorang Nabi dari mereka tentang kisah al-Kifl.”
Keseluruhan kehidupan dan akhirnya adalah misteri. Hanya Allah Ta’ala yang tahu. Karenanya, kita harus senantiasa berdoa dan bersungguh-sungguh agar ditetapkan dalam iman dan Islam hingga akhir hayat. Sebab hanya dengan itulah kita berhak mewarisi surga yang lebih luas dari langit dan bumi serta penuh kenikmatan tanpa batas. [Pirman/kisahikmah]