Dahsyatnya Istighfar, Dibalas Dengan Kenikmatan Dunia Akhirat

“Tidak enak, ustadz; seperti sok alim. Cuek saja. Kerasin suara ‘Astagfirullah’. Ada orang bilang kok tumben? Astagfirullah, sudah istigfar saja, cuek saja. Kalau kita terbiasa, nanti juga biasa. Lalu ada yang mengucapkan: ‘Ustadz, saya takut riya.’ Kenapa takut riya? Karena kita tidak terbiasa. Jika sudah terbiasa, maka kita tidak akan takut riya,” paparnya.

Ia melanjutkan, kemudian ketika ada orang bertamu, sementara tuan rumah akan melaksanakan Sholat Dhuha, maka sholat dulu saja, tidak usah malu. Jika malu, itu berarti tidak terbiasa Sholat Dhuha, makanya takut riya. Kalau sudah biasa, tidak akan peduli pada manusia, gelar sejadah dan laksanakanlah Sholat Dhuha. Kita harus biasakan seperti itu.

Contoh lainnya, tambah Ustadz Firanda, ketika di bandara akan membaca kitab suci Alquran takut riya. Kenapa takut ? Karena jarang membaca Alquran. Kalau sering baca Alquran, di mana saja dan kapan saja tidak akan takut. Insya Allah, maksudnya akan Allah Subhanahu wa ta’ala jaga.

“Maksud saya, banyak waktu kita terbuang di sinilah kita beristigfar. Orang kalau sudah istigfar manfaatnya banyak sekali. Allah Subhanahu wa ta’ala beri dunia dan juga akhirat. Siapa yang lebih baik dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Kalau orang bertobat, orang beristigfar, bukan hanya diampuni dosa-dosanya oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, tapi Allah akan memberi dia bonus dunia dan akhirat,” papar Ustadz Firanda.

Ia menjelaskan, apa kata Allah Subhanahu wa ta’ala tentang perkataan Nabi Nuh Alaihissalam, “Aku berkata kepada kaumku, istigfarlah kalian, sesungguhnya Allah Maha Pengampun, niscaya akan Allah turunkan hujan yaitu berupa hujan rahmat.” Inilah perkataaan Nabi Nuh Alaihissalam kepada kaumnya.