8. Tidak mencintai musuh-musuh Allah, siapapun mereka.
“Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluar-ganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah Ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah Menguatkan mereka dengan pertolongan** yang datang dari Dia. Lalu Dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah Rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.”(Al-Mujadalah 22)
9. Menjaga diri dari sifat Kikir.
“Dan barangsiapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(At-Taghobun 16)
10. Mencintai sesama dan tidak dengki terhadap apa yang diterima saudaranya. Serta mementingkan orang lain walau dia juga dalam kondisi yang memerlukan.
“Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati kota Medinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(Al-Hasyr 9)
11. Orang yang bertaubat kemudian melakukan amal kebaikan.
“Maka adapun orang yang bertobat dan beriman, serta mengerjakan kebajikan, maka mudah-mudahan dia termasuk orang yang beruntung.“(Al-Qashas 67)
12. Orang yang mensucikan diri.
“Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri.”(Al-Ala 14)
“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)“(As-Syams 9). (Inilah)