“Karena,” lanjutnya, “sebuah ayat yang pernah kita salinkan (sampaikan, bacakan, tuliskan, ceramahkan) di pasal lain adalah ujian yang besar tentang derajat iman itu bila nama Tuhan tersebut dan ayat-Nya dibaca orang.” Sebabnya, orang-orang beriman adalah mereka yang bergetar saat mendengar ayat Allah Ta’ala dibacakan dan hal itu akan menambah kualitas iman di dalam jiwanya.
Ayat-ayat Allah tersebut, lanjut HAMKA, “Sudah dapat menjadi ukuran dan ujian.” Kemudian, beliau menuliskan dua pertanyaan untuk dijawab oleh masing-masing kita guna mengetahui apakah iman sedang mengalami kenaikan atau penurunan?
- Adakah ketika nama Allah itu dibaca orang, hidup dan ingatan kita kepada-Nya, serta terikat kita dengan perasaan percaya?
- Adakah ketika ayat-Nya terbaca, masuk ke dalam jiwa dan meresap kepada budi?
Jika sudah, tutur beliau menyimpulkan, “Walau sedikit, tanda sudah ada bayangan iman dalam dada kita.” Sebaliknya, “Kalau belum”, terang beliau, “tandanya (iman) belum tumbuh.” Dan, dalam kondisi ketiga, “Kalau hanya sebagai bayang-bayang saja, tandanya iman kita masih bayang-bayang (ragu-ragu) pula.”
Semoga Allah Ta’ala kuatkan dan istiqamahkan iman di dalam jiwa kita. Aamiin. [Pirman/kisahikmah]