Pelajaran lain, bahwa kita selalu memikirkan obasesi yang belum pasti, namun kita sering melupakan sesuatu yang pasti, yaitu kematian.
Karena itu, semata mengalami galau, pikiran kacau, bingung dalam menentukan arah hidup, bukanlah kesalahan. Hampir semua manusia mengalaminya. Yang lebih penting adalah mengatasi kondisi galau, sehingga tidak sampai menyeret kita kepada jurang maksiat.
Ada beberapa saran yang bisa kita lakukan, untuk mengurangi rasa galau,
Pertama, sibukkan diri dengan semua yang bermanfaat
Secara garis besar, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah memberikan panduan, agar manusia selalu maju menuju lebih baik dalam menghadapi hidup.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasullullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Bersemangatlah untuk mendapatkan apa yang manfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah. Jika kalian mengalami kegagalan, jangan ucapkan, Andai tadi saya melakukan cara ini, harusnya akan terjadi inidst. Namun ucapkanlah, Ini taqdir Allah, dan apa saja yang dia kehendaki pasti terjadi. Karena berandai-andai membuka peluang setan.” (HR. Ahmad 9026, Muslim 6945, Ibn Hibban 5721, dan yang lainnya).
Mari kita kupas setiap bagian dalam hadis di atas,
Pertama, sibukkan diri untuk selalu mengerjakan yang manfaat. Beliau memberikan batasan, artinya, ini berlaku baik untuk manfaat dunia maupun akhirat. Karena ketika kita sibuk dengan segala yang bermanfaat, kita tidak memiliki waktu luang untuk melakukan perbuatan yang tidak manfaat, apalagi berbahaya.
Ibnul Qoyim mengatakan, “Bahaya terbesar yang dialami seorang hamba, adalah adanya waktu nganggur dan waktu luang. Karena jiwa tidak akan pernah diam. Ketika dia tidak disibukkan dengan yang manfaat, pasti dia akan sibuk dengan hal yang membahayakannya.” (Thariq al-Hijratain, hlm. 413)
Seorang mukmin tidak perlu merasa kesulitan untuk mencari apa yang manfaat baginya. Karena semua yang ada di sekitarnya, bisa menjadi kegiatan yang bermanfaat baginya. Jika dia belum bisa melakukan kegiatan yang manfaatnya luas, dia bisa awali dengan kegiatan yang manfaatnya terbatas. Setidaknya dia gerakkan lisannya untuk berzikir atau membaca Alquran. Atau berusaha menghafal Alquran atau membaca buku yang bermanfaat.
Tidak ada istilah nganggur bagi seorang mukmin. Karena setiap mukmin selalu sibuk dengan semua kegiatan yang manfaat.
Ibnu Masud mengatakan, “Sungguh aku marah kepada orang yang nganggur. Tidak melakukan amal dunia maupun amal akhirat.” (HR. Thabrani dalam Mujam al-Kabir, 8539).
Kedua, jangan lupa diiringi dengan doa
Inilah kelebihan orang mukmin yng tidak dimiliki selain mukmin. Setiap mukmin memiliki kedekatan hati dengan Rabnya. Karena mereka memiliki harapan di sisi Rabnya, yang ini tidak dimiliki oleh orang kafir.
“Mintalah pertolongan kepada Allah”
Mengingatkan agar kita tidak hanya bersandar dengan kerja yang kita lakukan, tetapi harus diiringi dengan tawakkal kepada Allah. Karena keberhasilan tidak mungkin bisa kita raih, tanpa pertolongan dari Allah.
Ketiga, jangan merasa lemah
Dalam melakukan hal yang terbaik dalam hidup, bisa dipastikan, kita akan mengalami rintangan. Seorang mukmin, rintangan bukan sebab untuk putus asa. Karena dia paham, rintangan pasti di sepanjang perjalanan hidupnya.
Kedua, hindari panjang angan-angan
Terlalu ambisius menjadi orang sukses, memperparah kondisi galau yang dialami manusia. Dia berangan-angan panjang, hingga terbuai dalam bayangan kosong tanpa makna. Karena itulah, RasulullahShallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat mencela panjang angan-angan.