Eramuslim – Islam yang menekankan pada tauhid adalah agama yang paling awal lahir. Hal ini merujuk sejumlah ayat-ayat Alquran.
Syariat Islam pertama kali Allah SWT perkenalkan kepada Nabi Adam dengan memerintahkan dua putranya Habil dan Qabil berqurban.
Perintah berkurban kepada putra Nabi Adam diabadikan dalam surat Al-Maidah ayat 27 yang artinya:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil)…..“
Islam berlanjut diperkenalkan Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yakub, dan anak cucunya. Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya “Api Sejarah” menegaskan, bahwa 25 nabi dan rasul tidaklah berbeda agamanya, karena ia “nufarriqu baina ahadin min hum.”
“Sejak nabi pertama, Nabi Adam hingga nabi terakhir Rasulullah seluruhnya menyatakan dirinya sebagai Muslim. “Wa nahnu lahu muslimuun”, ayat itu sesuai surat Al-Baqarah ayat 136 dan juga surat Al-Imran ayat 84,” katanya.
Surat Al-Baqarah ayat 136 yang artinya:
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
“Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”
Berarti dari ayat tersebut bisa dipahami bahwa, seluruh Nabi dan Rasul hanya membawa satu ajaran Allah yakni agama Islam yaitu, innaddina indallahil Islam (QS Ali Imran: 19).
Menurutnya, guna memahamkan pengertian Islam seperti di atas, Alquran menyerahkan kembali sejarah kerasulan. Bagi umat Islam yang benar-benar Islam, dan bukan pengikut Ahmadiyah, tentu dapat memahami mengapa Alquran menyatakan bahwa Rasulullah SAW sebagai nabi terakhir.
Istilah terakhir ini, kata dia, selain mengimani tidak ada lagi nabi sesudah Muhammad Rasulullah SAW juga mengandung pengertian adanya kesinambungan sejarah antara keseluruhan nabi dan rasul. “Dari awal Nabi Adam hingga terakhir Muhammad Rasulullah SAW adalah pembawa satu-satunya agama, yakni Islam,” katanya.
Ahmad mengatakan, pada umumnya, umat Islam Indonesia tidak membenarkan ada ajaran yang menyatakan Nabi Ibrahim as dan Nabi Musa as sebagai pembawa agama Yahudi atau Nasrani. Dan juga tidak membenarkan Nabi Isa membawa ajaran Kristen. Diyakininya Rasulullah SAW sebagai penyambung sejarah kerasulan dan sebagai penyempurna ajaran Islam dan hal itu ditegaskan Allah dalam surat Al-Maidah ayat 3:
ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”