Maksudnya bukannya langit berisi Allah dan membatasi zat-Nya. Mahasuci Ia dari sedemikian, Allah di atas langit-langit-Nya. Allah berfirman tentang kursiNya, “Kursi-Nya mencakup langit dan bumi.” (OS, al-Bagarah: 255)
Rasulullah SAW membentakan bahwa posisi langit di kursi seperti sebuah cincin di dataran luas di bumi. Demikian juga, kursi di ‘Arasy seperti sebuah cincin di dataran luas di bumi. Ini mirip dengan ayat, “Dan sungguh aku akan salib kalian di pangkal pohon kurma,” (QS Thaha: 71) dan ayat, “Maka berjalanlah kalian di bumi,” (OS al-Bara’ah: 2).
Maksudnya, bukan mereka di dalam pohon kuma dan di dalam bumi. Maksud ayat di atas adalah, Allah berada di atas dan mengatasi langit. Hadis di atas juga mirip ayat, “Apakah kalian yang ada di langit merasa aman dengan ditenggelamkannya bumi bersama kalian? (QS al-Mulk: 16).
Artinya, kalian yang berada di atas. Juga semisal sabda Rasulullah SAW tehadap budak wanita, “Di mana Allah?”
Jawabnya, “Di langit.” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Bebaskan dia, sebab dia telah beriman,” (HR Muslim)
Orang Jahat
Jika ia orang jahat, sang malaikat berkata, “Keluarlah, wahai jiwa yang jahat yang bersemayam di jasad yang busuk! Keluarlah dalam keadaan tercela! Bergembiralah dengan air (di neraka) yang sangat panas dan sangat dingin?”
Kata-kata itu terus diucapkan sampai rohnya keluar, kemudian malaikat itu membawanya naik ke langit. Ia minta dibukakan (pintu langit| baginya.
Ditanya, “Siapa ini?”
Malaikat menjawab, “Fulan.”
Dikatakan, “Tidak ada penyambutan untuk jiwa yang busuk yang dulu bersemayam di jasad yang busuk. Pulanglah dalam keadaan tercela! Kau tidak dibukakan pintu!” Lalu ia dilepas dari langit, dan kemudian sampai di kubur.” (Dinwayatkan oleh Ibn Majah dalam Sunannya, dan telah disahihkan oleh Syekh Nashir dalam Shahih Jami’ ash-Shaghir) (sdo)