Lalu dari roh tersebut keluar bau bangkai yang paling busuk di bumi. Setelah itu, para malaikat membawanya naik (ke langit). Setiap kali mereka melewati sekumpulan malaikat, yang dilewati berseru, “Siapakah toh busuk ini?” Yang ditanya menjawab, “Fulan bin fulan,”—dengan menyebut nama terburuk yang biasa dipanggilkan kepadanya di dunia. Ketika akhirnya berhenti di langit dunia, ia minta dibukakan pintu langit, tapi tidak dikabulkan.
(Kemudian Rasulullah saw. membaca ayat, “Tidaklah mereka dibukakan pintu pintu langit dan tidak masuk surga sampai unta dapat masuk ke lubang jarum). (QS al-A’raf 10)
Lalu Allah berfirman, “Catatlah kitabnya di Sijin, di bumi yang rendah!”
Kemudian Ia berfirman, “Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena Aku telah berjanji bahwa Aku menciptakan mereka dari tanah, ke tanah Kukembalikan mereka, dan dari tanah Kukeluarkan mereka pada kali lain.”
Rohnya lalu dilempaukan dari langit sampai mengenai jasadnya. (Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat, “Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh?) Lalu rohnya dikembalikan ke jasadnya. (QS al-Hajj: 31)
Ibn Majah meriwayatkan hadis dari Abu Huranah bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Orang mati itu sungguh didatangi malaikat maut. Jika ia orang saleh, malaikat berkata, “Keluarlah, wahai jiwa yang baik yang bersemayam di jasad yang baik! Keluarlah dalam keadaan terpuji! Bergembialah dengan ketenteraman dan karunia, dan Tuhan tidak murka padamu!”
Kata-kata itu terus diucapkan sampai rohnya keluar, kemudian malaikat itu membawanya naik ke langit. Ia minta dibukakan (pintu langit) baginya. Ditanya, “Siapa ini?“
Malaikat menjawab, “Fulan.”
Dijawab, “Selamat datang, wahai jiwa yang baik yang dulu bersemayam di jasad yang baik! Masuklah dalam keadaan terpuji, dan bergembiralah dengan ketentraman dan karunia, dan Tuhan tidak murka kepadamu.”
Kata-kata itu diucapkan kepadanya sampai ia berhenti di langit tempat Allah Yang Mahaluhur dan Mahamulhia.