Eramuslim – Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya yang berjudul Ad-Da’ u wa ad- Dawa’ (Terapi Penyakit Hati) menuliskan kita sering menjumpai doa sejumlah orang yang dikabulkan Allah. Doa-doa tersebut kadang dipanjatkan ketika kondisi terjepit, dengan disertai ketundukan hati kepada Allah, bertepatan dengan waktu-waktu dikabulkannya doa.
Dan atas dasar kebaikan yang pernah dilakukan sebelumnya sehingga Allah mengabulkan doa tersebut sebagai tanda syukur terhadap kebaikan orang yang berdo a, serta hal-hal lain yang menyebabkan doa terkabul.
Orang yang salah persepsi menyangka bahwa rahasia terkabulnya doa tadi ada pada lafazh (kalimat) doa yang digunakan. Ia pun me-makai lafazh itu, tetapi mengabaikan berbagai perkara dan kondisi yang menyertai orang yang doanya dikabulkan tadi.
Peristiwa ini diumpamakan seperti seseorang yang menggunakan obat yang manjur, pada waktu dan cara yang tepat, sehingga obat itu bermanfaat baginya. Kemudian, orang lain menyangka bahwa ia dapat memperoleh manfaat yang serupa hanya dengan sekadar memakai obat yang sama (sementara ia mengabaikan berbagai segi lain yang menyertai penggunaan obat tersebut).
Orang seperti ini benar-benar telah salah persepsi. Memang, banyak orang yang salah dalam memahami permasalahan ini. Contoh lain dari kekeliruan mereka, kadang ada orang yang benar-benar berada dalam kondisi terjepit berdo’a di kuburan, lalu doanya pun dikabulkan. Orang yang bodoh lantas menyangka bahwa rahasia terkabulnya doa tadi terletak pada kuburan.
la tidak tahu bahwa rahasia sebenarnya dari dikabulkannya doa tersebut justru terletak pada kondisi pemohon yang benar-benar terjepit clan kesungguhannya dalam memohon kepada Allah. Sekiranya hal itu dilakukan di dalam salah satu rumah Allah, tentulah akan lebih baik dan lebih dicintai oleh-Nya. (Rol)