Lantas kepada Abdurrahman yang masih keponakannya ini, Imam Yazid berkata, “Wahai keponakanku, Allah Ta’ala telah mengancamku. Jika aku bermaksiat kepada-Nya, pastilah Dia menjebloskan aku ke dalam neraka.”
“Demi Allah Ta’ala,” lanjut Yazid, “seandainya Allah Ta’ala hanya mengancam untuk memenjarakanku di jamban, barulah aku heran jika air mataku tidak berhenti mengalir.”
Sebagai salah satu generasi terbaik tabi’in, Imam Yazid bin Martsad bukanlah pribadi biasa. Seorang ahli ibadah, ahli ilmu, sufi, pakar di banyak bidang keilmuan, dan kelebihan lainnya. Namun saksikanlah, beliau menangis sepanjang waktu karena khawatir dijebloskan ke dalam siksa neraka yang menyala-nyala.
Beliau menangis karena takut jika tak bisa lolos dari siksa dan seluruh jeratnya. Beliau benar-benar khawatir jika kelak meninggalkan dunia, lantas dimasukkan ke dalam lembah yang dipenuhi api dengan malaikat yang siap menyiksa sebagaimana titah Rabb Ta’ala.
Allahumma, ya Allah, ajirna, jauhkan kami, minannar, dari siksa neraka. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]