Eramuslim – Bahaya memang tidak bisa diduga datangnya. Marabahaya bisa mengintai dan mengenai siapapun manusia, termasuk Nabi Muhammad SAW. Lantas bagaimana Allah memberikan perlindungan kepada Nabi?
Dalam buku Harta Nabi karya Abdul Fattah As-Samman dijelaskan, Allah menurunkan tiga fase perlindungan kepada Nabi Muhammad SAW. Yakni fase kelahiran hingga kanak-kanak, fase kanak-kanak hingga remaja, dan fase remaja hingga pengutusan beliau sebagai Nabi dan Rasul.
Pada fase pertama, Allah SWT memberikan perlindungan kepada Nabi sejak di dalam kandungan. Beliau berada di dalam rahim wanita yang baik serta memiliki teladan yang mulia. Bahkan menjelang kelahirannya, Allah SWT memberikan perlindungan kepada Nabi melalui kakeknya, Abdul Muthallib, yang memberi makan orang-orang untuk menyambut cucunya tersebut.
Ketika Nabi dilahirkan dalam keadaan yatim pun, Allah SWT memberikan perlindungannya melalui warisan dari almarhum ayahnya berupa budak perempuan bernama Ummu Aiman dari Habasyah yang memiliki nama asli Barakah. Tak hanya itu, Nabi Muhammad juga diberikan perlindungan oleh Allah melalui harta peninggalan lainnya sang ayah.
Yakni lima ekor unta, sekelompok kambing, kedua bekas sahayanya Syaqran dan puteranya Shaleh. Ketika Nabi lahir, Allah melindungi Nabi dengan limpahan kasih sayang yang datang melalui Abdul Muthalib dan pamannya yang berbudi pekerti, Abu Thalib. Kedua tokoh inilah yang memiliki andil besar dalam melindungi dakwah Nabi kelak.
Abdul Muthalib bahkan memerintahkan orang-orang untuk menyembelih kambing untuk menyambut cucunya yang telah lahir ke bumi. Pada dasarnya, kelahiran Rasulullah SAW di tengah-tengah keluarga terhormat hingga membentangkan jalan kepada beliau untuk menjadi pemimpin kaumnya kelak. Ini jugalah bukti perlindungan Allah kepada Nabi dalam garisan takdir.
Pada fase kedua, perlindungan Allah kepada Nabi hadir dengan terciptanya proses pemuliaan kepada orang-orang yang menyusui dan mengasuh Nabi. Para pengasuh tersebut mendapatkan imbalan puluhan ganda jika dibandingkan dengan perempuan-perempuan yang seprofesi dengan mereka.