Misalnya, seseorang yang menyukai hiburan duniawi secara berlebihan. Hobi menonton konser dangdut, tak pernah ketinggalan menyaksikan konser musik tertentu, hingga tidak absen dengan acara televisi perusak moral, baik acara musik maupun tontonan tak bermutu lainnya, hingga acara pengundang tawa dengan sesuatu yang konyol.
Awalnya iseng, kemudian berlanjut pada nonton yang kedua, hingga menjadi kesukaan. Ketika merasa ada yang kurang saat belum menyaksikan, itulah tandanya bahwa ia telah terjangkiti. Padahal, acara tersebut tidak memberikan manfaat, tidak menambah rezeki, tidak pula merugi jika ditinggalkan.
Padahal, amalan-amalan yang dianggap sebagai hiburan oleh orang umum ini, kebanyakannya justru merusak bahkan mematikan hati. Jika hati yang rusak saja susah untuk diobati, bagaimana dengan hati yang mati? Sungguh, amat berat untuk menghidupkannya jika tanpa pertolongan dari Allah Ta’ala.
Ada sekian banyak amalan yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam disertai balasan yang akan didapatkan oleh pelakunya. Selain amalan kebaikan, dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi ini juga disebutkan amalan yang bisa mematikan hati seseorang.
“Jauhilah perkara yang haram,” sabda Nabi, “niscaya kau akan menjadi manusia yang paling berbakti.” Sebab perkara yang haram adalah larangan. Maka seorang hamba yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah Ta’ala, ia akan tercatat sebagai orang yang berbakti.
Agar engkau menjadi manusia yang paling kaya, lanjut hadits ini, “Ridhalah terhadap apa yang Allah Ta’ala bagikan kepadamu.” Sebab, kaya bukan terletak pada jumlah aset ataupun penghasilan. Letaknya ada pada kondisi hati, seberapa besar dan kualitas penerimaan seseorang terhadap nikmat yang Allah Ta’ala berikan.
Hamba yang berbakti dan kaya hatinya, adalah mereka yang beriman dan beragama Islam. Dalam lanjutan hadits ini disebutkan, agar menjadi orang mukmin dan muslim, maka berbuat baiklah kepada tetangga dan cintailah untuk sesama manusia apa-apa yang engkau mencintainya untuk dirimu sendiri.
Kemudian, tutup Rasulullah memberitahukan amalan yang bisa mematikan hati, “Janganlah banyak tertawa. Sebab hal itu akan mematikan hati.” [Pirman/kisahikmah]