Eramuslim – Sebagaimana kita ketahui bersama manusia berkembang biak melalui sistem reproduksi. Tapi jauh sebelum ilmu pengetahuan menemukan jawaban, Alquran sudah terlebih dahulu menguraikan detail proses reproduksi manusia dalam berbagai surat dan ayat.
Di era Plato dan Aristoteles muncul teori terciptanya embrio untuk menjelaskan proses reproduksi manusia. Namun teori ini menuai pro dan kontra. Penganut dua teori ini juga sama-sama belum tahu bahwa sperma dan indung telur mempunyai peran yang sama dalam pembentukan embrio.
Pengetahuan berkembang pesat setelah Morgan pada 1912 menguraikan peranan gen dalam penurunan sifat. Kemudian baru pada abad 18 manusia mengetahui teori perkembangbiakan manusia, saat itu pembuktiannya belum sepenuhnya dilakukan.
Teori-teori tersebut lalu dikonfirmasi oleh pembuktian-pembuktian yang didasarkan pada temuan-temuan baru pada permulaan abad 20. Teori yang baru terungkap oleh ilmu pengetahuan pada abad 20 itu justru sudah diuraikan jauh ratusan tahun sebelumnya dalam Alquran.
Dalam buku berjudul “Tafsir Ilmi : Penciptaan Manusia dalam Perspektif Alquran dan Sains” disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, uraian tersebut salah satunya ada dalam Alquran ayat ke-2 surah Al-Insan.
Ayat ke-2 surah Al-Insan mengindikasikan adanya campuran antara unsur yang datang dari laki-laki dan wanita dalam pembentukan embrio.
Allah SWT berfirman :
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسٰنَ مِنْ نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنٰهُ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. Al-Insan 76: Ayat 2)