Lanjut beliau menyampaikan peringatan, “Janganlah kalian menggunjing kaum muslimin dan janganlah kalian mencari-cari aurat mereka.” Inilah peringatan yang amat tegas. Menggunjing dan mencari-cari aurat (kesalahan, kehormatan yang seharusnya dijaga); dua perbuatan yang amat digemari, namun haram hukumnya. Bukankah di zaman ini, dua hal itu sudah amat terbiasa dilakukan oleh kaum muslimin di belahan bumi mana pun?
Maka, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidaklah melarang umatnya melainkan ada akibat amat besar yang akan diperolehnya. Sesungguhnya, siapa yang melakukan dua hal itu, maka Allah Ta’ala akan berikan balasan keburukan yang setimpal baginya.
“Maka Allah akan mencari-cari auratnya (kesalahannya),” bukankah Dia Maha Mengetahui? Maka penegasan ini adalah kehinaan dan yang amat terang benderang. Jika Allah Ta’ala lakukan itu, “Allah Ta’ala akan membuka auratnya (kesalahannya) meskipun di rumahnya sendiri.”
Menggunjing dan mencari-cari aurat kaum muslimin biasa dilakukan dengan dua bentuk; al-Lumaz dan al-Humaz. Jika al-Lumaz dilakukan dengan isyarat tangan atau anggota badan lainnya, maka al-Humaz berupa celaan untuk orang yang tidak ada di tempat itu.
Semoga Allah Ta’ala menjaga lisan, pikiran dan hati kita. Agar diri senantiasa terjaga dari ketergelinciran sebab ucapan buruk yang dilakukan oleh lisan yang komandonya berasal dari hati yang buruk diteruskan ke pikiran yang kotor, kemudian diucapkan oleh lisan yang celaka.
Semoga Allah Ta’ala memudahkan lisan kita untuk memuja-muji-Nya dengan dzikir; dengan perbanyak tasbih, tahmid, tahlil, takbir, shalawat, istighfar dan kalimat pujian lainnya. Aamiin. [Pirman/kisahikmah]
*Hadits shahih sebagaimana dikutip oleh Dr Abdullah Azzam dalam Tarbiyah Jihadiyah